Wednesday, June 10, 2009
Friday, April 10, 2009
KKM
Di Ujung Timur Pulau Dewata ada suatu Kabupaten yang sangat luas dengan hamparan lembah dan gunung. Ada Gunung Agung yang merupakan Gunung tertinggi di Pulau Bali. Disamping itu juga ada Gunung Lempuyang. Ke dua gunung ini saling berhadap-hadapan dan ditengah-tengahnya dihuni oleh ribuan manusia. Hamparan bekas lahar mengisi seperempat wilayah ini. Adamya bekas lahar ini menandakan bahwa daerah Karangasem tergolong dalam daerah tandus. Namun demikian di beberapa tempat dapat ditemui hamparan persawahan yang dihiasi dengan sengkedan indah dan menggoda hati.
Karangasem yang dikenal dengan daerah tandus, secara umum masyarakatnya hidup dari hasil pertanian. Salak sibetan merupakan produk hasil pertanian Karangasem yang sudah terkenal seantero jagat. Isinya yang tebal dan rasa yang spesifik menjadi incaran bagi para pecinta salak. Bahkan salak karangasem merupakan bagian dari oleh-oleh khas bali yang dibawa para wisatawan. Wisatawan akan merasa kurang lengkap berkunjung ke Bali kalau belum mencicipi salak karangasem dan membawanya pulang sebagai oleh-oleh. Hasil pertanian yang lain adalah ayam, sapi, babi kelapa, bambu dan berbagai jenis buah-buahan.
Sebagai daerah tandus berbagai hasil bumi dihasilkan dari bumi lahar ini. Batu bekas kena lahar menjadi incaran setiap orang untuk mengisi bagian dari rumahnya. Prestise orang akan meningkat jika rumah, pura atau tempat sembahyang lainnya terbuat dari batu bekas lahar. Batu ini menjadi produk yang sangat berharga dan idaman bagi setiap orang. Pasir dan batu juga dihasilkan oleh daerah gersang ini. Pembangunan Pulau Bali akan lumpuh jika tidak mendapat supply material dari bumi lahar ini.
Sebagai penghuni daerah gersang, penduduknya dikenal sebagai pekerja yang ulet, rajin dan tidak kenal menyerah. Berbagai hasil kerajinan telah dihasilkan diantaranya songket, ingke, sok, keranjang, dan berbagai produk seni. Songket dihasilkan di desa Sidemen, ingke dihasilkan di Desa Basangalas, Sok dari Desa Datah dan berbagai produk seni dihasilkan oleh masyarakat dari Kecamatan Bebandam, Selat dan sekitarnya.
Disamping sebagai pekerja yang ulet, masyarakatnya juga dikenal sebagai penabung. Setiap orang menyisihkan sebagian dari hasil usahanya dalam bentuk tabungan yang dipakai untuk bekal di kemudian hari. Puluhan ribu sampai jutaan rupiah disisihkan untuk bekal dikemudian hari. Sebagai penabung yang unggul maka Bank, Koperasi atau Lembaga Perkreditan Desa sebagai tempat pilihan. Berbagai jenis Bank berdiri di Karangasem yang siap menerima tabungan dari masyarakat. Bahkan ditingkat desa sudah berdiri Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang dapat dipakai untuk menyimpan hasil usahanya.
Sejak beberapa tahun yang lalu berbagai elemen masyarakat mendirikan usaha bersama dalam bentuk koperasi yang dikenal dengan nama Koperasi Karangasem Membangun (KKM). Tujuan dari koperai ini sangat mulia yaitu membantu masyarakat karangasem supaya berkehidupan lebih layak. Banyak produk yang ditawarkan seperti kebutuhan sehari-hari, barang-barang elektronik, alat-lat transportasi, komputer dan investasi. Diantara produk-produk yang ditawarkan, rupanya investasi merupakan pruduk yang paling diminati. Dengan menginvestasi kan uang, maka dalam setahun mendapat keuntungan hampir empat kali lipat dari modal yang ditanamkan. Penarikan hasil dari investasi ini dilakukan sebanyak tiga kali. Bayangkan dengan sekali investasi dapat keuntungan berlipat-lipat. Sebagai contoh dengan menanam modal Rp. 100.000,- maka dalam setahun modalnya menjadi sekitar Rp. 400.000,- Investasi ini benar-benar ajaib dan menggiurkan.
Keuntungan investasi yang sangat menjajikan ini mendapat tanggapan sangat positif dari masyarakat Karangasem Masyarakatnya berlomba-lomba untuk menanam modal pada koperasi ini. Dari modal puluhan ribu sampai milyaran rupiah diinvestasikan pada koperasi ini. Para investor rela antri berjam-jam untuk dapat berinvestasi. Bahkan jam 4.00 pagi sudah ada masyarakat antri untuk berinvestasi. Para investor meliputi seluruh lapisan masyarakat. Guru, pegawai Pemda, Karyawan, Polisi, ABRI, petani dan pengusaha saling berlomba-lomba untuk berinvestasi.
Bukti menunjukkan bahwa orang yang telah berinvestasi selalu mendapat keuntungan dari hasil investasinya. Tidak ada yang dirugikan. Masyarakat Karangasem semuanya tersenyum lebar. Ada yang mendapat uang, motor, laptop, mobil, barang-barang elektronik dan lain sebagainya. Semua yang dijanjikan oleh koperasi ini terpenuhi semua dan tidak ada yang merasa ditipu. Semuanya senang dan semuanya lancar.
Namun kejadian ini hanya berlangsung beberapa tahun saja. Pada bulan Pebruari 2009 semuanya menjadi hilang dan semuanya berbalik 180 derajat. Pada bulan kelabu tersebut, dengan alasan KKM beroperasi secara ilegal ribuan aparat mengepung KKM ini. KKM yang berdiri megah dipenuhi oleh aparat keamanan dan menutup semua aktivitas KKM. Semua aset diamankan dan para petinggi KKM digelandang dan diamankan. Pengepungan KKM ini persis seperti mengepung sarang teroris. Semuanya tidak bisa berkutik, semuanya pasrah dan semuanya melongo.
Bagaimana nasib uang para investor? Sampai saat ini belum tuntas dan masih diamankan oleh aparat. Investor hanya bisa menunggu dengan waktu yang tidak pasti. Sabar adalah jawaban yang paling mungkin. Kita tunggu perkembangnnya.
Karangasem yang dikenal dengan daerah tandus, secara umum masyarakatnya hidup dari hasil pertanian. Salak sibetan merupakan produk hasil pertanian Karangasem yang sudah terkenal seantero jagat. Isinya yang tebal dan rasa yang spesifik menjadi incaran bagi para pecinta salak. Bahkan salak karangasem merupakan bagian dari oleh-oleh khas bali yang dibawa para wisatawan. Wisatawan akan merasa kurang lengkap berkunjung ke Bali kalau belum mencicipi salak karangasem dan membawanya pulang sebagai oleh-oleh. Hasil pertanian yang lain adalah ayam, sapi, babi kelapa, bambu dan berbagai jenis buah-buahan.
Sebagai daerah tandus berbagai hasil bumi dihasilkan dari bumi lahar ini. Batu bekas kena lahar menjadi incaran setiap orang untuk mengisi bagian dari rumahnya. Prestise orang akan meningkat jika rumah, pura atau tempat sembahyang lainnya terbuat dari batu bekas lahar. Batu ini menjadi produk yang sangat berharga dan idaman bagi setiap orang. Pasir dan batu juga dihasilkan oleh daerah gersang ini. Pembangunan Pulau Bali akan lumpuh jika tidak mendapat supply material dari bumi lahar ini.
Sebagai penghuni daerah gersang, penduduknya dikenal sebagai pekerja yang ulet, rajin dan tidak kenal menyerah. Berbagai hasil kerajinan telah dihasilkan diantaranya songket, ingke, sok, keranjang, dan berbagai produk seni. Songket dihasilkan di desa Sidemen, ingke dihasilkan di Desa Basangalas, Sok dari Desa Datah dan berbagai produk seni dihasilkan oleh masyarakat dari Kecamatan Bebandam, Selat dan sekitarnya.
Disamping sebagai pekerja yang ulet, masyarakatnya juga dikenal sebagai penabung. Setiap orang menyisihkan sebagian dari hasil usahanya dalam bentuk tabungan yang dipakai untuk bekal di kemudian hari. Puluhan ribu sampai jutaan rupiah disisihkan untuk bekal dikemudian hari. Sebagai penabung yang unggul maka Bank, Koperasi atau Lembaga Perkreditan Desa sebagai tempat pilihan. Berbagai jenis Bank berdiri di Karangasem yang siap menerima tabungan dari masyarakat. Bahkan ditingkat desa sudah berdiri Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang dapat dipakai untuk menyimpan hasil usahanya.
Sejak beberapa tahun yang lalu berbagai elemen masyarakat mendirikan usaha bersama dalam bentuk koperasi yang dikenal dengan nama Koperasi Karangasem Membangun (KKM). Tujuan dari koperai ini sangat mulia yaitu membantu masyarakat karangasem supaya berkehidupan lebih layak. Banyak produk yang ditawarkan seperti kebutuhan sehari-hari, barang-barang elektronik, alat-lat transportasi, komputer dan investasi. Diantara produk-produk yang ditawarkan, rupanya investasi merupakan pruduk yang paling diminati. Dengan menginvestasi kan uang, maka dalam setahun mendapat keuntungan hampir empat kali lipat dari modal yang ditanamkan. Penarikan hasil dari investasi ini dilakukan sebanyak tiga kali. Bayangkan dengan sekali investasi dapat keuntungan berlipat-lipat. Sebagai contoh dengan menanam modal Rp. 100.000,- maka dalam setahun modalnya menjadi sekitar Rp. 400.000,- Investasi ini benar-benar ajaib dan menggiurkan.
Keuntungan investasi yang sangat menjajikan ini mendapat tanggapan sangat positif dari masyarakat Karangasem Masyarakatnya berlomba-lomba untuk menanam modal pada koperasi ini. Dari modal puluhan ribu sampai milyaran rupiah diinvestasikan pada koperasi ini. Para investor rela antri berjam-jam untuk dapat berinvestasi. Bahkan jam 4.00 pagi sudah ada masyarakat antri untuk berinvestasi. Para investor meliputi seluruh lapisan masyarakat. Guru, pegawai Pemda, Karyawan, Polisi, ABRI, petani dan pengusaha saling berlomba-lomba untuk berinvestasi.
Bukti menunjukkan bahwa orang yang telah berinvestasi selalu mendapat keuntungan dari hasil investasinya. Tidak ada yang dirugikan. Masyarakat Karangasem semuanya tersenyum lebar. Ada yang mendapat uang, motor, laptop, mobil, barang-barang elektronik dan lain sebagainya. Semua yang dijanjikan oleh koperasi ini terpenuhi semua dan tidak ada yang merasa ditipu. Semuanya senang dan semuanya lancar.
Namun kejadian ini hanya berlangsung beberapa tahun saja. Pada bulan Pebruari 2009 semuanya menjadi hilang dan semuanya berbalik 180 derajat. Pada bulan kelabu tersebut, dengan alasan KKM beroperasi secara ilegal ribuan aparat mengepung KKM ini. KKM yang berdiri megah dipenuhi oleh aparat keamanan dan menutup semua aktivitas KKM. Semua aset diamankan dan para petinggi KKM digelandang dan diamankan. Pengepungan KKM ini persis seperti mengepung sarang teroris. Semuanya tidak bisa berkutik, semuanya pasrah dan semuanya melongo.
Benarkah tindakan aparat? Kita tidak tahu secara pasti. Kebenaran hanya ada pada keputusan pengadilan. Masalahnya bukan antara benar dan salah, tetapi yang diperlukan adalah tindakan yang bijaksana. Dengan demikian tidak ada orang yang dirugikan. Situasi ini sebenarnya dapat dicegah jika para pemegang kebijakan tanggap dan bijak dalam bertindak. Ibarat menanam pohon maka perlu dilakukan pemupukan, penyiangan dan berantas hama yang merugikan. Jangan pohon dibiarkan tumbuh secara liar dan kalau sudah besar ditebang. Banyak orang yang akan rugi.
Bagaimana nasib uang para investor? Sampai saat ini belum tuntas dan masih diamankan oleh aparat. Investor hanya bisa menunggu dengan waktu yang tidak pasti. Sabar adalah jawaban yang paling mungkin. Kita tunggu perkembangnnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)